Friday, 30 March 2012

The ULTIMATE SACRIFICE (Luk 23; Yoh 18-19; Mat 27; Mar 15)



“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.”
Lukas 23:46
Perjalanan Yesus ke kayu salib mengingatkan kepada kita bahwa Yesus telah ditolak oleh manusia. Yesus ditolak oleh:
  • ·      Orang-orang Farisi yang sombong dan yang selalu merasa dirinya benar
  • ·      Orang-orang Saduki dalam hal ini para imam, yang cenderung mencintai uang dan kedudukan
  • ·      Para prajurit yang menangkap, mengikut, memukuli, menyiksa dan menghujat Yesus demi mendapatkan pujian dan hormat dari atasannya.
  • ·      Orang-orang di Mahkamah Agama yang memutarbalikan kebenaran dan keadilan demi tercapainya keinginan dan nafsunya.
  • ·      Murid-murid kesayangannya meninggalkan Dia, bahkan Petrus menghianati Yesus, demi keselamatan jiwanya.
  • ·      Para pejabat pemerintahan yang ingin dicintai rakyatnya sehingga bertindak tidak adil

Sekilas kita melihat bahwa Yesus disalibkan dan mati disebabkan karena tindakan manusia terhadap-Nya. Namun sebenarnya Yesus disalibkan dan mati bukanlah kehendak manusia semata-mata melainkan kehendak Allah Bapa di surga. Allah sendiri yang menjatuhkan hukuman mati bagi Yesus untuk menjadi Juruselamat dunia. Hal ini dilakukan-Nya, karena begitu besar kasih-Nya bagi manusia berdosa sehingga Ia rela mengorbankan Yesus, Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa manusia (Yoh 3:16). Pengorbanan Yesus di kayu salib membuktikan bahwa Allah mencari manusia berdosa.
Jika mau jujur di hadapan Allah, sebenarnya apa yang dilakukan orang-orang ketika itu terhadap Yesus sehingga Yesus disalibkan dan mati merupakan gambaran kita semua dihadapan Allah. Kita adalah orang-orang “Farisi, Saduki, prajurit, pejabat, Mahkamah Agama” yang sombong, mencintai uang, mencintai jabatan, mementingkan diri sendiri dan sama seperti murid-murid Yesus yang seringkali menghianati Yesus, karena malu mengakui Yesus di hadapan orang banyak. Kita adalah orang-orang yang lebih suka mencari kepentingan pribadi dibandingkan dengan mencari kepentingan Allah.
Namun kita harus bersyukur kepada Bapa di surga yang telah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal sehingga bagi kita yang percaya kepada-Nya bisa memperoleh hidup yang kekal. Tubuh dan darah Yesus membenarkan dan menghapuskan dosa-dosa kita. Puji Tuhan.