Bilal dengan mata yang ditutup kain dibawa ke
alun-alun kota di Teheran (Iran) untuk menjalani eksekusi hukuman mati yang
dijatuhkan pengadilan kepadanya dalam kasus ini. Dia pun sudah berdiri di atas
kursi di bawah tiang gantungan, tali sudah pula melingkari lehernya. Beberapa
detik sebelum kursi yang mengganjal kakinya "ditendang", secara
dramatis seorang wanita yang bernama Samereh Alinejad membatalkan hukuman
gantung tersebut. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Peristiwa ini dimulai tahun 2007 dimana Bilal
berkelahi dengan Abdollah Hooseinzadeh, dan Bilal menewaskan Abdollah Hooseinzadeh.
Bilal dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menerima hukuman gantung.
Selama tujuh tahun ini Samereh yang merupakan ibu dari Abdollah Hooseinzadeh
berusaha agar Bilal dihukum gantung, sekalipun ada banyak orang dan organisasi
meminta dia untuk memaafkan Bilal, termasuk keluarganya sendiri, bahkan ketika
anaknya datang dalam mimpi untuk memaafkan Bilal, ia tetap mengeraskan hati,
dan tetap pada pendiriannya untuk menghukum gantung Bilal. Hanya ada satu kata
bagi Samereh, "Tiada maaf bagi Bilal."
Tanggal 17 April 2014 hukuman tersebut
dilaksanakan, dan ketika Bilal berada di tiang gantungan dengan tali yang
melilit di leher dan kursi yang menyanggah kakinya akan "ditendang",
Samereh naik ke tiang gantungan menampar Bilal dan menyatakan ia memaafkan
Bilal, bahkan ayah dari Abdollah Hooseinzadeh yang melepaskan tali yang
melingkari leher Bilal. Bilal memeluk Samereh dan berterima kasih kepadanya.
Sekalipun Bilal harus menjalani hukuman di penjara sebagai perbuatan dosanya
namun setidaknya ia bebas dari hukuman mati (Kompas, 18 April 2014).
Sebagai
manusia berdosa setiap kita sebenarnya tengah menghadapi hukuman mati, kita
dinyatakan bersalah atas semua perbuatan dosa kita, namun pengorbanan Yesus di
atas kayu salib telah membebaskan kita dari hukuman mati, Allah memaafkan kita
sekalipun Anak-Nya harus mati. Sekalipun kita harus hidup dalam berbagai macam
ujian dan pencobaan di dunia ini, akibat kejatuhan manusia dalam dosa namun
kita orang percaya sudah bebas dari "maut". Mari kita bersyukur dan
berterima kasih kepada Allah di hari Jumat Agung (18 April 2014) ini atas
pengampunan-Nya.