Sunday, 1 December 2013

MENANTI PENGHARAPAN YANG PASTI – 3 (Lukas 1:5-25)


“Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka”
Lukas 1:15-16
Allah berjanji kepada Zakharia bahwa Elisabet, isterinya akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (13) namun janji Allah tidak berhenti di situ, Allah juga berjanji bahwa anaknya kelak akan menjadi besar di hadapan Allah dan penuh dengan Roh Kudus, dan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan (16). Rupanya Allah mengabulkan doa-doa Zakharia lebih dari sekedar menjawab kerinduan Zakharia dan Elisabet melainkan Allah juga menggenapi janji yang disampaikan-Nya beberapa ratus tahun sebelumnya melalui nabi Yesaya (Yes. 40:3-4), dimana Allah akan mengutus seseorang yang akan membuka jalan bagi Mesias, sang Juruselamat. Yohanes, anak Zakharia dan Elisabet inilah yang ditetapkan Allah untuk menggenapi nubuatan nabi Yesaya tersebut.
Kisah selanjutnya kita tahu bahwa Allah tidak main-main, Ia menepati janji-Nya kepada Zakharia dan Elisabet, sekalipun usia keduanya sudah lanjut dan juga Elisabet mandul namun akhirnya Elisabet mengandung (24) dan setelah tiba waktunya untuk bersalin, Elisabet melahirkan seorang anak laki-laki (57), dan diberi nama Yohanes (13) seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Kelahiran Yohanes membuktikan bahwa Allah bekerja selalu tepat waktu dan sempurna. Allah tidak hanya memperhatikan kepentingan seseorang saja melainkan kepentingan seluruh umat manusia dan seisi alam semesta. Cara Tuhan berpikir dan bekerja senantiasa lebih besar dari yang kita bisa bayangkan dan pikirkan. Hal inilah yang mungkin kurang disadari oleh Zakharia. Ia mungkin tidak pernah berpikir bahwa Allah melalui keturunannyalah maka bangsa Israel dipersiapkan hatinya untuk berjumpa dengan sang Mesias.

Sama dengan Zakharia, Elisabet dan Yohanes, bukan satu kebetulan kita dihadirkan di dunia ini. Apapun peranan, status dan keberadaan kita; seberapapun harta, kelemahan, kekurangan dan kepandaian yang kita miliki, tidaklah terlalu penting, karena Allah yang Mahabesar pasti dan sedang bekerja melalui hidup kita menggenapi rencana-Nya yang agung. Kepada Allah yang seperti itulah kita menaruh pengharapan yang pasti.