“Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut
segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.”
Lukas 1:6
Tanpa terasa beberapa minggu lagi hari Natal akan tiba, hari dimana Anak
Allah, sang Pencipta alam semesta datang ke dunia lahir sebagai manusia. Dan
untuk menyambut Natal tahun ini, melalui pastoral letter ini, saya ingin
mengajak setiap kita merenungkan perjalanan seorang yang bernama Yohanes
Pembaptis, yang mana kelahirannya sangat penting dan tidak bisa dipisahkan
dengan kehadiran Yesus di dunia ini.
Kisah kelahiran Yohanes dimulai dengan pergumulan dari orang tuanya,
yaitu Zakharia dan Elisabet. Setelah menikah bertahun-tahun Zakharia dan
Elisabet tidak kunjung juga memilki anak, namun mereka terus berdoa dan menaruh
pengharapan kepada Tuhan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka sadar
bahwa Elisabet ternyata mandul dan usia mereka semakin tua, tentu harapannya
untuk memiliki anak, lenyap sudah.
Sekalipun demikian mereka tidak kecewa kepada Tuhan, mereka tetap
mengasihi dan melayani Allah dengan setia. Alkitab menuliskan bahwa Zakharia
dan Elisabet adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah
dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (kesetiannya melakukan Hukum Taurat).
Ada saat dimana kita diperhadapkan kepada situasi yang sama dengan yang
dialami oleh Zakharia. Kita merindukan sesuatu terjadi dalam hidup kita, tanpa
ragu kita menyerahkan dan menaruh pengharapan sepenuhnya kepada Tuhan. Namun
setelah kita berdoa sekian lama, sepertinya Tuhan “diam” dan tidak peduli
dengan seruan doa-doa kita. Apakah kita menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan? Sikap
hati Zakharia dan Elisabet tidak dipengaruhi oleh jawaban Tuhan atas kerinduan mereka.
Sekalipun sepertinya Tuhan “diam” dan “tidak peduli”, namun mereka tetap
berdoa, taat beribadah, melayani dan menuruti Hukum Taurat dengan tidak
bercacat.
Biarlah sikap hati Zakharia dan Elisabet bukan saja menjadi teladan
melainkan juga mendorong kita untuk melakukan hal yang sama. Tetap setia
beribadah dan melayani-Nya serta taat kepada perintah-perintah-Nya. Menanti
pengharapan yang pasti berarti kita percaya bahwa Allah pasti peduli, pasti
menjawab, pasti benar dan pasti tepat waktu. Apapun jawaban-Nya itu pasti yang
terbaik dan membawa kemuliaan bagi-Nya. Amin