Sunday, 17 November 2013

MENANTI PENGHARAPAN YANG PASTI – 1 (Lukas 1:5-25)

“Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.”
Lukas 1:6
Tanpa terasa beberapa minggu lagi hari Natal akan tiba, hari dimana Anak Allah, sang Pencipta alam semesta datang ke dunia lahir sebagai manusia. Dan untuk menyambut Natal tahun ini, melalui pastoral letter ini, saya ingin mengajak setiap kita merenungkan perjalanan seorang yang bernama Yohanes Pembaptis, yang mana kelahirannya sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran Yesus di dunia ini.
Kisah kelahiran Yohanes dimulai dengan pergumulan dari orang tuanya, yaitu Zakharia dan Elisabet. Setelah menikah bertahun-tahun Zakharia dan Elisabet tidak kunjung juga memilki anak, namun mereka terus berdoa dan menaruh pengharapan kepada Tuhan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka sadar bahwa Elisabet ternyata mandul dan usia mereka semakin tua, tentu harapannya untuk memiliki anak, lenyap sudah.
Sekalipun demikian mereka tidak kecewa kepada Tuhan, mereka tetap mengasihi dan melayani Allah dengan setia. Alkitab menuliskan bahwa Zakharia dan Elisabet adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (kesetiannya melakukan Hukum Taurat).
Ada saat dimana kita diperhadapkan kepada situasi yang sama dengan yang dialami oleh Zakharia. Kita merindukan sesuatu terjadi dalam hidup kita, tanpa ragu kita menyerahkan dan menaruh pengharapan sepenuhnya kepada Tuhan. Namun setelah kita berdoa sekian lama, sepertinya Tuhan “diam” dan tidak peduli dengan seruan doa-doa kita. Apakah kita menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan? Sikap hati Zakharia dan Elisabet tidak dipengaruhi oleh jawaban Tuhan atas kerinduan mereka. Sekalipun sepertinya Tuhan “diam” dan “tidak peduli”, namun mereka tetap berdoa, taat beribadah, melayani dan menuruti Hukum Taurat dengan tidak bercacat.

Biarlah sikap hati Zakharia dan Elisabet bukan saja menjadi teladan melainkan juga mendorong kita untuk melakukan hal yang sama. Tetap setia beribadah dan melayani-Nya serta taat kepada perintah-perintah-Nya. Menanti pengharapan yang pasti berarti kita percaya bahwa Allah pasti peduli, pasti menjawab, pasti benar dan pasti tepat waktu. Apapun jawaban-Nya itu pasti yang terbaik dan membawa kemuliaan bagi-Nya. Amin