“Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang
manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya.”
Yoh. 1:4-5
Mark Twain seorang penulis dan humorist
terkenal dalam otobiografinya, mengungkapkan hati yang pesimis tentang nilai
dan makna dari kehidupan manusia. Bagi Twain, manusia tidak hidup, mereka hanya
ada. Manusia tidak memiliki tujuan hidup yang pasti dan membosankan, hari-hari
yang dijalaninya berlalu begitu saja. Sedangkan James F. Williams menggambarkan
kehidupan sebagai sekumpulan manusia yang bekerja dan berjuang untuk
mendapatkan rejeki, makanan dan kekuasaan; sekumpulan manusia yang sibuk
mencintai diri sendiri yang pada akhirnya akan mendatangkan penderitaan,
kesakitan, permusuhan, kelelahan dan ketidakpuasan. Jika memang kehidupan
seperti yang digambarkan oleh Twain dan Williams tersebut maka betapa
sia-sianya manusia hidup.
Baru-baru ini ketika saya di Indonesia, baik di Jakarta maupun di Bandung
seringkali saya mengalami kemacetan yang luar biasa; saya menjumpai orang-orang
super sibuk dijalanan, orang-orang berlomba untuk saling mendahului satu dengan
yang lainnya. Dan itu terjadi setiap hari, sejak pagi hari hingga larut malam.
Orang-orang mengatakan bahwa Jakarta dan Bandung adalah kota yang “hidup”.
Namun melalui bacaan kita hari ini, kehidupan lebih dari sekedar bangun
pagi, menjalani rutinitas kesibukan dan kembali ke rumah pada malam hari.
Yohanes mengungkapkan rahasia kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan manusia
lebih dari sekedar memiliki tubuh yang dapat bergerak dan melakukan segala
macam rutinitas setiap hari.
Sebagai Allah yang kekal, pada mulanya Allah menciptakan manusia untuk
hidup kekal bersama-Nya, namun ketika jatuh dalam dosa hidupnya dikuasai oleh
dosa (kegelapan) sehingga manusia terpisah dari Allah selama-lamanya. Untuk
kepentingan inilah maka Yesus Kristus Anak Allah datang ke dunia sebagai
Manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa yang percaya kepada-Nya (12). Yesus
Kristus yang adalah Terang, Hidup dan Kebenaran yang menjadikan manusia berdosa
yang percaya kepada-Nya memiliki kehidupan
yang benar-benar “hidup”, yaitu menjadi anak-anak-Nya dan memperoleh
kehidupan kekal di surga.