Sunday, 16 December 2012

YESUS, ALLAH YANG KUDUS


Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
Luk 1:35
Setelah diberitahu oleh malaikat Allah bahwa dirinya akan mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki maka Maria menjadi  bingung dengan berita tersebut. Sebagai wanita dewasa ia tahu bahwa untuk mengandung diperlukan seorang suami yang menaruh benih di dalam kandungannya. Ini tidak mungkin karena ia adalah seorang wanita perawan. Memang ketika itu Maria sudah bertunangan dengan Yusuf, tapi Yusuf belum menjadi suaminya.
Di tengah kebingungan tersebut sang malaikat memberi tahu bahwa Roh Kudus akan turun kepadanya dan dengan kuasa-Nya yang maha tinggi akan menaungi dirinya. Berkenaan dengan hal ini G.I. Williamson menjelaskan bahwa Maria “dinaungi” sama artinya dengan menyatakan bahwa meskipun Maria adalah manusia yang berdosa (sebagaimana seluruh umat manusia lainnya kecuali Kristus), Roh Kudus akan tetap menjaga sedemikian rupa, sehingga anak yang dikandungnya tidak tercemar oleh dosa ibunya.[1] Sekarang kita mengerti bahwa Yesus disebut kudus bukan karena Maria kudus melainkan Roh Kuduslah, yang telah menjadi dasar dari mujizat tersebut.
Kebenaran inilah yang menjadi dasar di dalam menyampaikan kabar keselamatan bagi orang berdosa. Lebih jauh Williamson menjelaskan, doktrin kelahiran Yesus Kristus dari anak dara Maria, merupakan doktrin yang menyatakan bahwa Allah sendiri yang menjadi Pengantara, supaya Ia dapat memelihara serta mempertahankan natur manusia agar tidak tenggelam di dalam kedahsyatan murka Allah serta kuasa maut, menjadikan penderitaan-Nya, ketaatan-Nya, maupun syafaat-Nya, bernilai serta efektif dan untuk memuaskan keadilan Allah, memperkenankan-Nya, menjadi tebusan bagi umat pilihan-Nya, mengaruniakan Roh-Nya kepada mereka, menaklukan semua musuh mereka, serta menyediakan keselamatan kekal bagi mereka.
Yesus-lah Manusia satu-satunya yang pernah hidup dan bisa mentaati Allah secara sempurna. Yesus adalah manusia tanpa dosa dan sekaligus Allah yang layak untuk menjadi perantara yang mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang kudus.
SELAMAT HARI NATAL 2012




[1] The Shorter Catechism – G.I. Williamson