(Mark 5:1-20; Luk 8:26-39; Mat 8:28-34)
"Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.”
Luke 1:32
Setelah kejadian Tuhan Yesus menghardik
taufan yang melanda perahu yang Ia tumpangi bersama murid-murid-Nya, para murid
berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia
memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?”[1]
Sekalipun Yesus melakukan hal-hal yang supra natural namun murid-murid-Nya
tidak pernah tahu bahwa Yesus selain manusia sejati Ia juga adalah Anak Allah yang Mahatinggi.
Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang Mahatinggi justru
datang dari roh jahat (setan). Ketika roh jahat yang merasuk seorang laki-laki
di Gerasa melihat Yesus maka ia berteriak dan jatuh tersungkur di hadapan-Nya
serta berkata dengan suara keras: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi?” [2] Pengakuan yang disampaikan oleh setan ini
merupakan penggenapan dari apa yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada
Maria, ibu Yesus, bahwa anak yang dikandung dan dilahirkannya akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi.[3]
Yesus adalah manusia sejati, Yesus juga
adalah Anak Allah yang Mahatinggi. Allah
yang kepada-Nya, Daud berseru: ”Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku,
sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan
berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah
yang menyelesaikannya bagiku.” (Maz 57:2-3). Daud menyadari sebagai manusia
yang lemah, ia tidak bisa berlindung kepada orang-orang di sekitarnya atau
mengandalkan dirinya sendiri; satu-satunya yang Daud percaya dan andalkan
hanyalah Allah yang Mahatinggi.
Biarlah Natal tahun ini bukan saja kita
bersukacita merayakan hari kelahiran Yesus sang Juruselamat namun lebih dari
itu, Natal tahun ini mengingatkan kepada kita untuk lebih sungguh-sungguh
bergantung dan mengandalkan Tuhan Yesus dalam segala hal. Hanya Yesus, Allah
yang Mahatinggi yang sanggup melindungi dan menolong kita.
SELAMAT HARI NATAL.