“Segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Filipi
4:13
Ketika membaca kisah Ayub maka kita akan “terjebak” untuk hanya fokus
kepada penderitaan yang Ayub alami dan bagaimana Ayub menghadapi semua
penderitaan yang dialaminya dengan baik, sekalipun itu merupakan bagian yang
ingin disampaikan oleh penulis. Padahal melalui Kitab Ayub kita bisa memiliki
wawasan dan pandangan yang lebih luas lagi bagaimana Allah bekerja dalam
kehidupan manusia.
Dalam bukunya “The Message of Job”, David Atkinson mengutip perkataan
Edgar Jones, penulis buku “The Triumph of Job”[1]
yang mengatakan bahwa “tidak dibenarkan sebagai satu-satunya kesimpulan, bahwa
penderitaan adalah hukuman karena dosa.” Kisah Ayub jelas menguatkan pandangan
tersebut. Ayub mengalami penderitaan bukan karena Ayub berdosa seperti yang
dituduhkan oleh ketiga sahabat-sahabatnya, bahkan sebaliknya justru Ayub adalah
seorang yang paling berkenan kepada Allah dibandingkan dengan semua manusia di
bumi. Dengan kata lain orang baikpun dimungkinkan untuk mengalami penderitaan.
Memang benar Alkitab yang mengajarkan bahwa orang yang takut dan berkenan
kepada Allah akan diberkati dan dilindungi Allah dan sebaliknya orang yang
tidak mentaati Allah akan dikutuk-Nya (Ul. 28:1-46). Namun Alkitab juga
mengajarkan hal lainnya yang membuktikan bahwa orang baik dan berkenan kepada
Allah dimungkinkan untuk mengalami penderitaan seperti yang dialami Ayub.
Peristiwa Ayub ini memberikan tantangan tersendiri bagi setiap kita yang
serius menjalani kehidupan sebagai orang Kristen. Sebagai orang-orang yang
diselamatkan melalui anugerah untuk melakukan perbuatan baik (Ef. 2:8-10), sudah
seharusnya kita meneladani Ayub yang hidupnya berkenan di hadapan Allah. Terus
menerus hidup mentaati perintah-perintah Tuhan, jangan pernah menyerah meski
ada kemungkinan tantangan yang kita hadapi bukannya menjadi lebih ringan
melainkan justru tambah berat.
Satu hal yang tidak diketahui Iblis adalah bahwa Allah memberikan kekuatan
kepada Ayub untuk menghadapi semua penderitaan tersebut (Filipi 4:13). Kita
harus percaya bahwa Tuhan bukan saja mengijinkan ujian dalam hidup ini
melainkan juga pertolongan dan kekuatan untuk menghadapinya. Amin.