Thursday, 23 January 2014

TUHAN Melaksanakan Rencana-Nya (Kis. 12:24)


“Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,.. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”
Yes. 46:10b, 11b
Satu kali saya pergi ke pet shop untuk membeli ikan, setibanya di sana saya memilih beberapa ekor ikan dari sekian banyak ikan yang dijual di toko tersebut. Ketika pegawai toko menangkap ikan-ikan yang saya pilih, ikan-ikan tersebut berlari dan bersembunyi terlihat ketakutan, ikan-ikan tersebut tidak tahu bahwa rencana saya untuk memelihara dan memberikan “fasilitas” yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ada di toko tersebut. Akhirnya rencana saya terlaksana untuk membawa semua ikan-ikan yang saya inginkan ke rumah.
Pengalaman yang sama juga dialami oleh kekristenan abad permulaan, sekalipun ada begitu banyak tekanan, penganiayaan bahkan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen, namun rencana Tuhan untuk menyebarkan Injil mulai dari Yerusalem, Yudea. Samaria dan sampai ke ujung bumi tetap terlaksana (Kis. 1:8).  Rencana Tuhan pasti terlaksana dan tidak ada hal apapun yang bisa menghambat-Nya. Saat itu para ahli agama dan pemerintah yang berusaha menghambat bahkan memusnahkan kekristenan namun rencana dan kehendak Tuhan tetap terlaksana, di mana firman Tuhan semakin tersebar dan makin banyak didengar orang (Kis. 12:24).
Sama seperti ikan-ikan yang saya beli, mereka tidak tahu pernah mengerti rencana saya untuk memberikan yang lebih “baik” dibandingkan dengan ketika mereka ada di toko. Begitu pula kita sebagai manusia tidak akan pernah mengerti rencana Allah secara detil dan sempurna, namun rencana Allah selalu baik, itu yang senantiasa harus kita imani. Sebagai manusia, orang-orang melihat penganiayaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen ketika itu sebagai satu kegagalan dari rencana Allah.  Namun sekarang kita mengerti bahwa itu bukan satu kegagalan namun sebaliknya justru keberhasilan, dimana rencana-Nya terlaksana dengan sempurna. Kuat kuasa Allah jauh lebih besar dari usaha manusia yang berusaha menggagalkannya.

Melalui Perjamuan Kudus hari ini, mari kita mengucap syukur karena rencana-Nya menyelamatkan kita dari dosa sudah terlaksana dengan sempurna. Puji Tuhan.

Sunday, 19 January 2014

Siapakah Yang Dimuliakan? (Kis. 12:20-23)

“Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!“
Yes. 48:11
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang mengenaskan, pada saat Herodes berada di puncak kepemimpinannya, ia harus mendapatkan hukuman Tuhan yang membawa kematian, karena ia tidak menghormati Tuhan (23). Herodes adalah seorang pemimpin yang akan melakukan apa saja asal ia disenangi orang (3), termasuk membunuh orang yang tidak bersalah, dalam hal ini Yakobus (2), bahkan ia merencanakan pembunuhan berikutnya terhadap Petrus (4), selaku pemimpin dari para rasul.
Satu hal yang Herodes tidak mengerti adalah bahwa ia hidup bukan untuk kepentingannya sendiri. Herodes tidak paham bahwa ia diciptakan untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk memuliakan dirinya; ia diciptakan untuk menghormati Tuhan bukan supaya dirinya dihormati; ia ada di dunia untuk menyenangkan Tuhan bukan supaya ia disenangi; ia ada untuk meninggikan Tuhan bukan untuk meninggikan dirinya.
Memuliakan Tuhan merupakan tujuan Allah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini termasuk manusia. Kemuliaan hanya merupakan milik Allah, bukan untuk manusia (Yes. 42:8, 48:11). Pertanyaannya adalah dalam hidup kita “Siapakah Yang Dimuliakan?” Tuhan atau diri kita sendiri? Tidak ada seorangpun yang bisa memuliakan Tuhan sekaligus memuliakan dirinya sendiri pada saat yang bersamaan!
Apakah kita berdoa, melayani, memberi dan menjalankan hal-hal yang bersifat baik dan rohani, agar kita mendapatkan pujian dan disenangi orang atau agar berkenan dan memuliakan Tuhan? Apakah kita sedang membangun kerajaan sendiri atau sedang membangun kerajaan-Nya? Apakah kita jengkel dan kecewa ketika orang tidak memuji dan menghargai seluruh jerih payah yang kita lakukan? Jika jawabannya “Ya” maka kita tidak sedang memuliakan Tuhan.

Setiap orang dapat memuliakan Tuhan karena ia diciptakan untuk hal itu. Seorang raja, presiden, penginjil, orang cacat, kaya atau miskin semuanya dapat memuliakan Tuhan. Tuhan mengijinkan kesulitan dan kelemahan terjadi, agar nama-Nya dimuliakan. Biarlah ini menjadi kerinduan setiap kita, yaitu senantiasa memuliakan Tuhan dengan hidup kita. Amin.