“(19) Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu
dihapuskan, (23) Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan
nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.”
Kis 3:19, 23
Peristiwa kesembuhan yang diterima orang lumpuh tersebut
membuat orang-orang yang berada di sekitar bait Allah terheran-heran (11).
Mereka berpikir Petruslah yang melakukan mujizat tersebut (12), tetapi Petrus
menjelaskan bahwa yang melakukan mujizat kesembuhan tersebut adalah Yesus,
seorang Kudus dan Benar (14) sekaligus Pemimpin kepada hidup, yang telah mereka
bunuh namun Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati (15). Kesembuhan itu
terjadi karena iman di dalam nama Yesus (16). Setelah Petrus menjelaskan semua
itu, ia mendesak mereka untuk bertobat
agar dosa-dosa mereka dihapuskan (19) karena jika tidak mereka akan tetap
berada di dalam penghukuman (23).
Peristiwa itu mengingatkan kita bahwa anugerah Allah yang
begitu besar yang dilimpahkan kepada setiap kita. Anugerah yang dinyatakan
dalam bentuk kemurahan hati-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya (Rom.
2:4). Terlalu banyak alasan bagi Allah untuk menghukum dan membinasakan kita,
namun Ia masih terus memberikan kesempatan kepada kita untuk bertobat dan
diselamatkan. Ini menunjukan bahwa kemurahan hati-Nya merupakan kesempatan yang
diberikan untuk menuntun kita kepada pertobatan (Rom 2:4). Jika anugerah Allah tidak
diresponi dengan positif, maka keadilan Allah akan dinyatakan melalui hukuman
yang membawa kebinasaan. Sekalipun kasih dan kesabaran Allah tidak terukur
namun kesempatan itu ada batasnya.
Selama kita masih bisa menghirup oksigen (O2)
itu berarti kita sedang “menghirup” anugerah kesabaran dan kesempatan yang
Allah berikan untuk membawa kita berbalik dan bertobat kepada-Nya (26). Paulus
menambahkan bahwa kesabaran Allah yang membuat dirinya diselamatkan akan
menjadi contoh bagi orang-orang di sekitarnya untuk memperoleh hidup yang kekal
(1 Tim 1:16). Dengan demikian maka pertobatan yang kita terima akan menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa (25).