Sunday, 30 December 2012

INDAH PADA WAKTUNYA


“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”
Pengkhotbah 3:11a

Diusianya yang sudah tidak muda lagi, raja Salomo anak raja Daud menulis Kitab Pengkhotbah. Saat itu raja Salomo adalah raja yang paling berhikmat di muka bumi, raja yang paling kaya, sekaligus raja yang paling berkuasa dan paling terkenal di dunia. Dalam kondisi seperti itu, ia membuka pasal pertama Kitab Pengkhotbah dengan satu kesimpulan semua yang ia telah kejar dan dapatkan adalah sia-sia. Kekayaan, kekuasaan, memiliki isteri dan gundik yang banyak, kepandaian, hikmat, ilmu pengetahuan, kehormatan, pujian, keterkenalan yang  diterimanya semuanya tidak membuat Salomo puas. Akhirnya Salomo membenci kehidupannya, semua jerih payahnya adalah sia-sia (2:17), bahkan ia menyamakan dirinya dengan binatang yang akhirnya mengalami kematian (3:18-20). Semuanya sia-sia sama dengan usaha menjaring angin, itulah yang dikatakannya berkali-kali.
Jika benar-benar merenungkan apa yang dikatakan oleh Salomo maka kita akan memberikan kesimpulan yang sama. Sesungguhnya manusia tidak bisa mengejar dan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan di dunia ini dengan usahanya sendiri. Salomo menyimpulkan bahwa kepuasan dan kebahagiaan adalah kasih karunia TUHAN. Seseorang bisa dikaruniai TUHAN kekayaan, harta benda dan kemuliaan, namun jika TUHAN tidak mengaruniakan untuk menikmatinya maka semua itu hanyalah penderitaan pahit (6:1-2).
Dua hari lagi kita akan memasuki tahun 2013, apa yang kita rencanakan dan akan dilakukan di tahun yang baru? Biarlah apa yang dikatakan oleh Salomo ini membuat hidup kita menjadi lebih berarti baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan sesama kita. Mari kita berdoa untuk meminta kasih karunia agar bisa menikmati apapun yang TUHAN berikan kepada kita. Percayakan sepenuhnya hidup dan masa depan kita kepada-Nya. Jika saat ini kita masih mengalami berbagai permasalahan, ingat bahwa segala sesuatu ada waktunya (3:1-8); segala sesuatu ada di dalam kontrol TUHAN, oleh sebab itu kita harus percaya bahwa semuanya akan mendatangkan kebaikan (Roma 8:28) dan “INDAH PADA WAKTUNYA”.

SELAMAT TAHUN BARU 2013


Sunday, 23 December 2012

Yesus dan Gereja-Nya


 (Mat 16:13-20; Mar 8:27-30; Luk 9:18-21)
“Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Mat 16:18

Di tengah-tengah desakan orang-orang Yahudi yang ingin mengangkat Yesus menjadi “juru selamat” untuk membebaskan bangsa Israel dari jajahan bangsa Romawi dan juga tekanan dari musuh-musuh-Nya yaitu orang-orang Farisi, orang-orang Saduki dan juga para ahli Taurat, Yesus memutuskan untuk menyingkir ke Kaisarea Filipi bersama murid-murid-Nya. Yesus menyingkir bukan karena takut, melainkan Yesus tahu inilah saatnya Ia meninggalkan pelayanan public-Nya dan mulai lebih fokus kepada 12 murid-murid-Nya, untuk dilengkapi sebagai rasul-rasul yang akan melanjutkan karya-Nya di muka bumi.
Sebelum Yesus memuridkan dan mengutus mereka, Yesus memulai dengan apa yang seharusnya menjadi dasar dalam pelayanan mereka. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, siapakah diri-Nya. Yesus menghendaki jawaban murid-murid-Nya akan berbeda dari orang lain yang menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau nabi lainnya (ay. 14). Yesus ingin mengajarkan point yang sangat penting kepada murid-murid-Nya, yakni pengakuan iman sejati bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dan Petrus mewakili 11 murid lainnya menjawab sesuai dengan yang Yesus maksudkan.
Yesus menambahkan bahwa pengakuan iman Petrus tersebut bukan karena pertimbangan atau pengetahuan Petrus sebagai manusia, melainkan berasal dari Allah Bapa, yang menanamkan iman tersebut kepada Petrus. Setelah itu Yesus berjanji akan mendirikan jemaat-Nya di atas pengakuan iman Petrus tersebut.
Sekarang kita lebih memahami bahwa Yesus lahir bukan hanya menyelamatkan orang berdosa dan memisahkannya dari dunia (dikuduskan), melainkan juga mempersatukan orang-orang percaya tersebut sebagai jemaat-Nya untuk diutus kembali ke tengah-tengah dunia, untuk memberitakan kabar baik. Untuk kepentingan inilah gereja-Nya didirikan.
Dengan demikian maka Yesus dan gereja tidak bisa dipisahkan. Yesus-lah satu-satunya yang harus ditinggikan dan dimuliakan di dalam gereja, dan hanya Yesus-lah yang memerintah di dalam gereja. Dan sebagai jemaat-Nya, kita telah dipanggil ke luar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Pet 2:9) untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa.

SELAMAT NATAL 2012

Sunday, 16 December 2012

YESUS, ALLAH YANG KUDUS


Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
Luk 1:35
Setelah diberitahu oleh malaikat Allah bahwa dirinya akan mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki maka Maria menjadi  bingung dengan berita tersebut. Sebagai wanita dewasa ia tahu bahwa untuk mengandung diperlukan seorang suami yang menaruh benih di dalam kandungannya. Ini tidak mungkin karena ia adalah seorang wanita perawan. Memang ketika itu Maria sudah bertunangan dengan Yusuf, tapi Yusuf belum menjadi suaminya.
Di tengah kebingungan tersebut sang malaikat memberi tahu bahwa Roh Kudus akan turun kepadanya dan dengan kuasa-Nya yang maha tinggi akan menaungi dirinya. Berkenaan dengan hal ini G.I. Williamson menjelaskan bahwa Maria “dinaungi” sama artinya dengan menyatakan bahwa meskipun Maria adalah manusia yang berdosa (sebagaimana seluruh umat manusia lainnya kecuali Kristus), Roh Kudus akan tetap menjaga sedemikian rupa, sehingga anak yang dikandungnya tidak tercemar oleh dosa ibunya.[1] Sekarang kita mengerti bahwa Yesus disebut kudus bukan karena Maria kudus melainkan Roh Kuduslah, yang telah menjadi dasar dari mujizat tersebut.
Kebenaran inilah yang menjadi dasar di dalam menyampaikan kabar keselamatan bagi orang berdosa. Lebih jauh Williamson menjelaskan, doktrin kelahiran Yesus Kristus dari anak dara Maria, merupakan doktrin yang menyatakan bahwa Allah sendiri yang menjadi Pengantara, supaya Ia dapat memelihara serta mempertahankan natur manusia agar tidak tenggelam di dalam kedahsyatan murka Allah serta kuasa maut, menjadikan penderitaan-Nya, ketaatan-Nya, maupun syafaat-Nya, bernilai serta efektif dan untuk memuaskan keadilan Allah, memperkenankan-Nya, menjadi tebusan bagi umat pilihan-Nya, mengaruniakan Roh-Nya kepada mereka, menaklukan semua musuh mereka, serta menyediakan keselamatan kekal bagi mereka.
Yesus-lah Manusia satu-satunya yang pernah hidup dan bisa mentaati Allah secara sempurna. Yesus adalah manusia tanpa dosa dan sekaligus Allah yang layak untuk menjadi perantara yang mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang kudus.
SELAMAT HARI NATAL 2012




[1] The Shorter Catechism – G.I. Williamson

Sunday, 9 December 2012

IMANUEL: ALLAH MENYERTAI KITA


Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” -- yang berarti: Allah menyertai kita."
Mat 1:23
Berita kelahiran Yesus yang disampaikan malaikat TUHAN melalui mimpi kepada Yusuf bukan saja Yesus akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa (Mat 1:21), melainkan lebih dari itu, Yesus juga adalah Sang Imanuel yang berarti Allah menyertai kita (Mat 1:23). Ini merupakan tawaran anugerah yang luar biasa yang diberikan Allah kepada manusia yang berdosa. Pada saat orang berdosa menyadari akan dosa-dosanya dan datang kepada Yesus dengan segala kerendahan hati untuk meminta pengampunan serta mengundang Yesus sebagai Juruselamat dalam hidup-Nya maka bukan saja Allah mengampuni semua dosa-dosanya namun pada saat yang bersamaan Yesus, Allah yang Mahatinggi akan tinggal dalam hidup orang tersebut selama-lamanya.
Ada banyak orang Kristen yang sudah tidak asing lagi dengan kata “Imanuel”, bahkan sejak mereka ada di sekolah minggu, mereka sudah tahu arti kata “Imanuel”. Namun kita harus melangkah lebih dari sekedar tahu arti kata “Imanuel”, karena kalau kita hanya sebatas tahu maka kita akan menjadi orang Kristen yang mudah sekali lemah dan putus asa.  Hendaklah kita sungguh-sungguh melangkah dengan iman bahwa Yesus, Allah yang Mahatinggi tinggal dalam hidup kita dan menyertai kita selama-lamanya. Imanuel merupakan janji ketetapan TUHAN dan tidak bergantung kepada kita sebagai manusia.
Saya sangat mengasihi anak-anak, dan berusaha menjaga, melindungi dan menyertai mereka kemanapun mereka berada. Namun saya tidak berkuasa melakukan itu semua, ketika mereka ada di sekolah, atau di tempat lain, saya tidak bisa menyertai mereka, atau ketika mereka memiliki masalah, seringkali saya tidak sanggup menyelesaikannya. Tidak demikian halnya dengan TUHAN, sebagai Allah Ia sanggup menyertai kita setiap saat dan dimanapun.
Imanuel artinya, ketika kita jatuh dalam dosa, sedih, ditinggalkan orang yang kita kasihi, dihianati, dipermalukan, dibenci, lonely, menghadapi masalah besar dan putus asa, Allah tetap ada bersama kita. Biarlah Natal tahun ini setiap kita kembali diingatkan dan bersyukur, bahwa Yesus juga telah lahir dan tetap tinggal di dalam hidup kita selama-lamanya. Ps. Gagan Wei
Selamat Natal 2012.

Sunday, 2 December 2012

Yesus adalah Anak Allah yang Mahatinggi


(Mark 5:1-20; Luk 8:26-39; Mat 8:28-34)
"Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.”
Luke 1:32

Setelah kejadian Tuhan Yesus menghardik taufan yang melanda perahu yang Ia tumpangi bersama murid-murid-Nya, para murid berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehing­ga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?”[1] Sekalipun Yesus melakukan hal-hal yang supra natural namun murid-murid-Nya tidak pernah tahu bahwa Yesus selain manusia sejati Ia  juga adalah Anak Allah yang Mahatinggi.
Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang Mahatinggi justru datang dari roh jahat (setan). Ketika roh jahat yang merasuk seorang laki-laki di Gerasa melihat Yesus maka ia berteriak dan jatuh tersungkur di hadapan-Nya serta berkata dengan suara keras: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi?” [2]  Pengakuan yang disampaikan oleh setan ini merupakan penggenapan dari apa yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria, ibu Yesus, bahwa anak yang dikandung dan dilahirkannya akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi.[3]
Yesus adalah manusia sejati, Yesus juga adalah Anak Allah yang Mahatinggi. Allah yang kepada-Nya, Daud berseru: ”Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku.” (Maz 57:2-3). Daud menyadari sebagai manusia yang lemah, ia tidak bisa berlindung kepada orang-orang di sekitarnya atau mengandalkan dirinya sendiri; satu-satunya yang Daud percaya dan andalkan hanyalah Allah yang Mahatinggi. 
Biarlah Natal tahun ini bukan saja kita bersukacita merayakan hari kelahiran Yesus sang Juruselamat namun lebih dari itu, Natal tahun ini mengingatkan kepada kita untuk lebih sungguh-sungguh bergantung dan mengandalkan Tuhan Yesus dalam segala hal. Hanya Yesus, Allah yang Mahatinggi yang sanggup melindungi dan menolong kita.
SELAMAT HARI NATAL.







[1] Luk 8:25
[2] Luk 8:28
[3] Luk 1:32