Sunday, 16 September 2012

DARI KELUHAN KEPADA IMAN (Habakuk 1-3)



“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”
Habakuk 3:17-19

Kitab Habakuk berisikan dialog Habakuk dengan TUHAN. Dialog ini dimulai dengan keluhan Habakuk akan bangsa Israel yang berdosa di hadapan TUHAN. Habakuk mempertanyakan, mengapa TUHAN seakan berdiam diri saja melihat semua kejahatan tersebut. Menanggapi keluhan Habakuk tersebut TUHAN menjawab bahwa Ia akan menghukum umat-Nya dengan menggunakan bangsa Babel. Namun pernyataan TUHAN tersebut mengagetkan Habakuk, karena ia tahu bahwa bangsa Babel lebih jahat dibandingkan dengan bangsa Israel.
Mendengar hal tersebut Habakuk menanti apakah TUHAN sungguh serius dengan pernyataan-Nya. Akhirnya TUHAN kembali menjawab bahwa Ia akan melakukan apa yang Ia katakan. Dan TUHAN juga akan menghukum bangsa Babel sesuai dengan perbuatannya yang jahat. Maka sadarlah Habakuk dan mengerti bahwa  TUHAN adalah TUHAN yang adil, berdaulat, dan penuh kasih karunia. Doa dan pujian Habakuk yang dituliskan di pasal 3, berisikan iman Habakuk yang bangkit kembali. Habakuk percaya sepenuhnya bahwa TUHAN adalah TUHAN yang hidup dan terus mengamati seluruh kehidupan manusia. TUHAN yang tidak segan-segan menyatakan keadilan-Nya dan sekaligus kasih karunia-Nya.
Sebagai orang percaya apakah kita sungguh-sungguh menyadari bahwa TUHAN yang kita sembah adalah TUHAN senantiasa terlibat penuh dalam segala peristiwa yang terjadi di muka bumi ini? Ia mengamati setiap perbuatan kita. TUHAN yang tidak hanya menciptakan namun juga terlibat penuh atas perjalanan dan kehidupan semua ciptaan-Nya.
Mari kita belajar melalui kehidupan Habakuk, meski pada mulanya mempertanyakan TUHAN namun pada akhirnya ia percaya sepenuhnya akan keberadaan TUHAN yang adil, berkuasa dan penuh kasih karunia. Apapun yang terjadi dalam hidup kita saat ini, semua ada di dalam pengetahuan TUHAN. Biarlah kita tetap mengucap syukur dalam keadaan apapun kepada-Nya sebagai bukti bahwa kita menaruh pengharapan dan percaya kepada-Nya. Amin.

No comments:

Post a Comment