Sunday, 29 December 2013

ARTI PENYERTAAN TUHAN (Kel. 15:22-27)


“TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.”
Kel. 13:21-22
Bangsa Israel disertai dan dipimpin TUHAN ke luar dari Mesir, tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari sebagai bukti kasih, pemeliharaan, pimpinan dan kuasa TUHAN yang senantiasa menyertai mereka. Sekalipun demikian tantangan dan kesulitan tetap harus mereka hadapi, bangsa Israel harus berjalan di padang gurun dan setelah tiga hari mereka menjumpai air yang rasanya pahit di Mara. Rupanya penyertaan TUHAN bukan berarti tidak adanya kesulitan.
Ada banyak orang Kristen yang kecewa dan marah kepada TUHAN karena mereka berpikir bahwa disertai TUHAN berarti tidak akan berhadapan dengan masalah. Perikop ini mengajarkan bahwa penyertaan TUHAN bukan berarti tidak berjumpa dengan masalah. Selama hidup di dunia ini, kita harus berhadapan dengan berbagai macam masalah, baik kesehatan, keluarga, pekerjaan, keuangan dan masalah lainnya.
Yesus adalah Imanuel, yang berarti Allah beserta kita (Mat. 1:23). Kelahiran-Nya menggenapi janji Allah untuk menyertai orang percaya (Yes. 7:14 ) baik ketika di dunia ini maupun setelah meninggalkan dunia ini. Yesus tinggal dalam diri orang percaya sebagai bukti penyertaan-Nya. Kita harus bersyukur karena Yesus senantiasa beserta kita, baik ketika dalam suka maupun dalam duka. Yesus memberikan kekuatan, penghiburan dan damai sejahtera pada saat kita harus berhadapan dengan masalah. Dan Yesus sanggup menolong dengan menyatakan kuasa-Nya untuk mengubah “air pahit” menjadi “air manis”, seperti yang dilakukan-Nya bagi bangsa Israel di Mara. Dua hari lagi kita akan meninggalkan tahun 2013 dan memasuki tahun yang baru yaitu 2014, mari kita masuki tahun yang baru dengan penuh keberanian dan rasa syukur karena TUHAN senantiasa beserta kita. Amin.

SELAMAT TAHUN BARU 2014 DAN IMANUEL.

Sunday, 22 December 2013

KEHIDUPAN YANG BENAR-BENAR HIDUP (Yoh. 1:1-18)


“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang  manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
Yoh. 1:4-5
Mark Twain seorang penulis dan humorist terkenal dalam otobiografinya, mengungkapkan hati yang pesimis tentang nilai dan makna dari kehidupan manusia. Bagi Twain, manusia tidak hidup, mereka hanya ada. Manusia tidak memiliki tujuan hidup yang pasti dan membosankan, hari-hari yang dijalaninya berlalu begitu saja. Sedangkan James F. Williams menggambarkan kehidupan sebagai sekumpulan manusia yang bekerja dan berjuang untuk mendapatkan rejeki, makanan dan kekuasaan; sekumpulan manusia yang sibuk mencintai diri sendiri yang pada akhirnya akan mendatangkan penderitaan, kesakitan, permusuhan, kelelahan dan ketidakpuasan. Jika memang kehidupan seperti yang digambarkan oleh Twain dan Williams tersebut maka betapa sia-sianya manusia hidup.
Baru-baru ini ketika saya di Indonesia, baik di Jakarta maupun di Bandung seringkali saya mengalami kemacetan yang luar biasa; saya menjumpai orang-orang super sibuk dijalanan, orang-orang berlomba untuk saling mendahului satu dengan yang lainnya. Dan itu terjadi setiap hari, sejak pagi hari hingga larut malam. Orang-orang mengatakan bahwa Jakarta dan Bandung adalah kota yang “hidup”.
Namun melalui bacaan kita hari ini, kehidupan lebih dari sekedar bangun pagi, menjalani rutinitas kesibukan dan kembali ke rumah pada malam hari. Yohanes mengungkapkan rahasia kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan manusia lebih dari sekedar memiliki tubuh yang dapat bergerak dan melakukan segala macam rutinitas setiap hari.

Sebagai Allah yang kekal, pada mulanya Allah menciptakan manusia untuk hidup kekal bersama-Nya, namun ketika jatuh dalam dosa hidupnya dikuasai oleh dosa (kegelapan) sehingga manusia terpisah dari Allah selama-lamanya. Untuk kepentingan inilah maka Yesus Kristus Anak Allah datang ke dunia sebagai Manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa yang percaya kepada-Nya (12). Yesus Kristus yang adalah Terang, Hidup dan Kebenaran yang menjadikan manusia berdosa yang percaya kepada-Nya memiliki kehidupan yang benar-benar “hidup”, yaitu menjadi anak-anak-Nya dan memperoleh kehidupan kekal di surga.

Sunday, 15 December 2013

HAPPY BIRTHDAY JESUS (Yoh 3:22-38)


“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”

Lukas 2:10-11
Saat menulis pastoral letter ini saya sedang bersama dengan Arvinda, anak dari adik perempuan saya. Arvinda adalah anak yang sangat dinantikan kehadirannya selama hampir dua puluh tahun. Saya masih ingat ketika satu kali adik saya menghubungi dan memberitahukan bahwa dirinya positif hamil. Berita kelahiran Arvinda menjadi satu kesukaan besar bagi adik dan keluarga besar kami, tak henti-hentinya kami mengucap syukur dan memuji Tuhan atas kasih karunia yang diberikan kepada keluarga besar kami, khususnya kepada adik saya dan suaminya.
Perasaan yang sama dialami oleh para gembala ketika berjumpa dengan bayi Yesus. Hati mereka penuh dengan sukacita sambil terus menerus memuji dan memuliakan Allah selama perjalanan pulang ke rumahnya (20). Bayangkan, nenek moyang mereka menunggu ribuan tahun menantikan kehadiran Juruselamat, sang Mesias, Kristus Tuhan, dan akhirnya merekalah yang diberikan kesempatan mengalami penggenapan tersebut bahkan memiliki kesempatan untuk melihat dan berjumpa dengan-Nya.  
Kita merayakan kelahiran Yesus setiap tahun, bagaimana sikap hati kita terhadap kelahiran Yesus?  Apakah kita menyambut kelahiran Yesus dengan penuh sukacita sambil memuji dan memuliakan Allah Bapa yang mengaruniakan-Nya? Para gembala hatinya penuh dengan sukacita memuji dan memuliakan Allah karena mereka “berani” melangkah untuk berjumpa dengan Yesus. Mereka meninggalkan kawanan domba yang sedang dijaganya tanpa peduli jika binatang buas menerkam kawanan domba yang sedang dijaganya demi untuk berjumpa dengan Yesus.

Di dalam merayakan hari kelahiran Yesus kali marilah kita memberikan hadiah yang terindah yang bisa kita lakukan yaitu menjadikan Yesus yang utama dalam hidup ini, lebih dari segala sesuatu yang kita miliki. Menjadikan Yesus yang terutama berarti memberikan seluruh hidup kita sebagai hadiah terbaik atas kelahiran-Nya. HAPPY BIRTHDAY JESUS.

Sunday, 8 December 2013

SAMBUTLAH YESUS DENGAN KERENDAHAN HATI (Yoh 3:22-38)


Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.”
Yoh. 1:27
Advent atau dalam bahasa latin Adventus artinya “menyambut kedatangan”. Minggu depan kita akan menyambut Natal, bagaimana seharusnya sikap kita di dalam menyambut kelahiran Yesus? Kembali kisah Yohanes dalam perikop ini mengajarkan satu hal yang sangat penting. Sebagai orang yang ditetapkan Allah untuk menyambut kedatangan Yesus, Yohanes mengajarkan untuk menyambut Yesus dengan penuh sukacita dan kerendahan hati.
Yohanes tahu dan mengerti bahwa ia ada di dunia dengan misi khusus dari Allah, ini bukan untuk kepentingan dirinya melainkan untuk kepentingan Allah. Yohanes adalah seorang yang diutus Allah untuk membuka jalan bagi pelayanan Yesus, dan ia melakukannya dengan baik sesuai dengan apa yang Allah rencanakan. Yesus sendiri mengakui bahwa Yohanes adalah seorang yang besar (Mat. 11:11; Luk. 7:28).
Beberapa lama sebelum Yesus tampil di public, Yohanes adalah seorang yang terkenal, ia adalah seorang yang disegani bahkan orang-orang menganggap bahwa ia adalah Mesias yang akan datang, namun ketika Yesus mulai memasuki masa pelayanan-Nya maka “kepopulerannya” menurun sedikit demi sedikit dan diambil alih oleh Yesus. Ketika murid-murid Yohanes mengatakan bahwa Yesus membaptis dan semua orang datang kepada-Nya (26), Yohanes berkata: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (30) Tanpa rasa iri sedikitpun Yohanes justru merasakan sukacita penuh (29).

Sikap yang seperti inilah yang diperlukan oleh setiap orang percaya di dalam menyambut kedatangan Yesus, yaitu penuh dengan sukacita dan kerendahan hati. Kita bersukacita karena kedatangan Yesus membawa keselamatan dan damai sejahtera bagi manusia berdosa, sedangkan kerendahan hati diperlukan agar kedatangan Yesus tidak sia-sia, karena tanpa sikap merendahkan hati di hadapan-Nya, kedatangan Yesus tidak akan pernah ada artinya. Hanya dengan menyadari bahwa kita adalah orang berdosa dan tidak layak di hadapan-Nya maka kelahiran Yesus menjadi sangat berarti. Biarlah Yesus lahir dalam hidup ini, terimalah Yesus dalam hati kita dengan penuh sukacita dan segala kerendahan hati. Selamat Hari Natal 2013.

Sunday, 1 December 2013

MENANTI PENGHARAPAN YANG PASTI – 3 (Lukas 1:5-25)


“Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka”
Lukas 1:15-16
Allah berjanji kepada Zakharia bahwa Elisabet, isterinya akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (13) namun janji Allah tidak berhenti di situ, Allah juga berjanji bahwa anaknya kelak akan menjadi besar di hadapan Allah dan penuh dengan Roh Kudus, dan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan (16). Rupanya Allah mengabulkan doa-doa Zakharia lebih dari sekedar menjawab kerinduan Zakharia dan Elisabet melainkan Allah juga menggenapi janji yang disampaikan-Nya beberapa ratus tahun sebelumnya melalui nabi Yesaya (Yes. 40:3-4), dimana Allah akan mengutus seseorang yang akan membuka jalan bagi Mesias, sang Juruselamat. Yohanes, anak Zakharia dan Elisabet inilah yang ditetapkan Allah untuk menggenapi nubuatan nabi Yesaya tersebut.
Kisah selanjutnya kita tahu bahwa Allah tidak main-main, Ia menepati janji-Nya kepada Zakharia dan Elisabet, sekalipun usia keduanya sudah lanjut dan juga Elisabet mandul namun akhirnya Elisabet mengandung (24) dan setelah tiba waktunya untuk bersalin, Elisabet melahirkan seorang anak laki-laki (57), dan diberi nama Yohanes (13) seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Kelahiran Yohanes membuktikan bahwa Allah bekerja selalu tepat waktu dan sempurna. Allah tidak hanya memperhatikan kepentingan seseorang saja melainkan kepentingan seluruh umat manusia dan seisi alam semesta. Cara Tuhan berpikir dan bekerja senantiasa lebih besar dari yang kita bisa bayangkan dan pikirkan. Hal inilah yang mungkin kurang disadari oleh Zakharia. Ia mungkin tidak pernah berpikir bahwa Allah melalui keturunannyalah maka bangsa Israel dipersiapkan hatinya untuk berjumpa dengan sang Mesias.

Sama dengan Zakharia, Elisabet dan Yohanes, bukan satu kebetulan kita dihadirkan di dunia ini. Apapun peranan, status dan keberadaan kita; seberapapun harta, kelemahan, kekurangan dan kepandaian yang kita miliki, tidaklah terlalu penting, karena Allah yang Mahabesar pasti dan sedang bekerja melalui hidup kita menggenapi rencana-Nya yang agung. Kepada Allah yang seperti itulah kita menaruh pengharapan yang pasti.