“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!"
Gal 3:13
Setelah bangsa Israel belajar dan mengerti firman TUHAN (pasal 8-9) ,maka
di pasal 10 mereka mengambil keputusan bersama, mulai dari para pemimpin agama,
tokoh masyarakat, orang tua dan anak-anak yang sudah mengerti, membuat
perjanjian yang dibubuhi materai bahwa mereka akan hidup mentaati hukum Taurat.
Mereka berjanji:
1. Menghindari kawin campur
2. Menghormati hari Sabat
3. Membebaskan hutang bagi orang-orang
yang berhutang di tahun yang ke tujuh
4. Memberikan persembahan bagi
kepentingan rumah ibadah
5. Menetapkan orang-orang untuk bertugas
di rumah ibadah, agar mezbah TUHAN terpelihara
6. Memberikan buah sulung sebagai
persembahan pertama dari penghasilan
7. Memberikan perpuluhan
8. Menjaga dan memelihara rumah ibadah
Ini merupakan satu keputusan yang serius,
karena sekali pelanggaran saja akan membuat mereka ada di bawah kutuk Tuhan.
Dan akhirnya mereka mentaati hukum Taurat karena takut dikutuk oleh TUHAN (Gal
3:10). Masalahnya tidak ada seorangpun yang benar-benar bisa melakukan Hukum
Taurat seratus persen, dengan demikian setiap mereka melanggar Hukum Taurat
mereka harus mempersembahkan korban binatang sebagai penghapus dosa atau korban
pendamaian atau korban lainnya.
Kita harus bersyukur kepada TUHAN karena
Yesus sudah dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa dan korban perdamaian.
Sebagai Anak Allah pengorbanan-Nya cukup untuk menebus dosa semua umat manusia.
Yesus Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan mati di
kayu salib (Gal 3:13). Ini merupakan kasih karunia dan kebaikan TUHAN sehingga
kita sudah tidak harus menanggung dosa
kutuk lagi.
Melalui pemahaman ini marilah kita
mentaati semua perintah-perintah TUHAN bukan dikarenakan takut dihukum atau
dikutuk TUHAN, melainkan karena kasih kita kepada-Nya karena Yesus telah rela
mati di atas kayu salib untuk menanggung semua kutuk yang seharusnya kita
terima. Puji Tuhan.
No comments:
Post a Comment