BAHAYA
DOSA IRI HATI (Kis. 5:17-25)
“Sebab
di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan
segala macam perbuatan jahat.”
Yak
3:16
Orang-orang Saduki menjadi sangat iri
hati melihat keberhasilan para rasul di dalam mendapatkan jiwa-jiwa baru.
Mereka sangat benci melihat keajaiban-keajaiban yang diperbuat oleh para rasul.
Mereka sangat cemburu melihat para rasul begitu besar pengaruhnya. Mereka
merasa kekuasaan dan kehormatan mereka kian hari kian berkurang. Oleh sebab itu
mereka berniat untuk menghentikan kegiatan para rasul dengan memenjarakannya.
Apa yang dilakukan orang-orang Saduk iini
mengingatkan satu dosa serius yang dapat menghambat pertumbuhan iman kita. Dosa
tersebut adalah dosa iri hati. Iri hati adalah dosa yang sangat berbahaya
karena dosa ini dapat membuahkan dosa-dosa kejahatan lainnya (Yak. 3:16). Dosa
pencurian, dusta, pembunuhan dan fitnah pada umumnya terjadi dimulai karena
dosa iri hati. Apa yang menyebabkan seseorang iri hati? Iri hati dimulai ketika
seseorang tidak puas dengan yang dimilikinya. Ketidakpuasan akan menimbulkan
iri hati dan kesal atas berkat yang dialami orang lain; ketika seseorang mulai
membanding-bandingkan apa yang dimilikinya dengan milik orang lain yang lebih
baik daripada miliknya. Hati yang ingin memiliki apa yang dimiliki orang lain.
Saat
ini kita terus menerus digoda oleh iklan di media, kemudahan pembelian
dengan kredit dan semacamnya; sehingga kita merasa bahwa kita harus memiliki
sesuatu yang lebih baru, lebih besar dan lebih baik! Kita sering tertipu bahwa
“Kehidupan yang lebih baik” digambarkan dengan memiliki segala sesuatu. Semua
ini mendorong kita untuk tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki. Tetapi
Paulus mengajarkan yang berbeda dengan pemikiran dunia, “Aku telah belajar
mencukupkan diri dalam segala keadaan.” (Filipi 2:11).
Perkataan Paulus ini jangan
disalahmengerti, bukan berarti kita tidak boleh meningkatkan kekayaan atau
harta kita (Amsal 10:4), tentu kita harus bertanggung jawab atas semua talenta
yang Tuhan sudah berikan dengan sebaik-baiknya. Namun kita harus sadar bahwa
manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya. Kita wajib menerima keberadaan
kita sebagaimana yang telah ditetapkan Allah dan menerimanya dengan segala
kerendahan hati serta ucapan syukur dengan demikian maka kita akan terhindar
dari dosa iri hati.
No comments:
Post a Comment