Friday, 17 May 2013

BAHAYA DOSA IRI HATI (Kis. 5:17-25)


BAHAYA DOSA IRI HATI (Kis. 5:17-25)
“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.”
Yak 3:16

      Orang-orang Saduki menjadi sangat iri hati melihat keberhasilan para rasul di dalam mendapatkan jiwa-jiwa baru. Mereka sangat benci melihat keajaiban-keajaiban yang diperbuat oleh para rasul. Mereka sangat cemburu melihat para rasul begitu besar pengaruhnya. Mereka merasa kekuasaan dan kehormatan mereka kian hari kian berkurang. Oleh sebab itu mereka berniat untuk menghentikan kegiatan para rasul dengan memenjarakannya.
      Apa yang dilakukan orang-orang Saduk iini mengingatkan satu dosa serius yang dapat menghambat pertumbuhan iman kita. Dosa tersebut adalah dosa iri hati. Iri hati adalah dosa yang sangat berbahaya karena dosa ini dapat membuahkan dosa-dosa kejahatan lainnya (Yak. 3:16). Dosa pencurian, dusta, pembunuhan dan fitnah pada umumnya terjadi dimulai karena dosa iri hati. Apa yang menyebabkan seseorang iri hati? Iri hati dimulai ketika seseorang tidak puas dengan yang dimilikinya. Ketidakpuasan akan menimbulkan iri hati dan kesal atas berkat yang dialami orang lain; ketika seseorang mulai membanding-bandingkan apa yang dimilikinya dengan milik orang lain yang lebih baik daripada miliknya. Hati yang ingin memiliki apa yang dimiliki orang lain.
      Saat  ini kita terus menerus digoda oleh iklan di media, kemudahan pembelian dengan kredit dan semacamnya; sehingga kita merasa bahwa kita harus memiliki sesuatu yang lebih baru, lebih besar dan lebih baik! Kita sering tertipu bahwa “Kehidupan yang lebih baik” digambarkan dengan memiliki segala sesuatu. Semua ini mendorong kita untuk tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki. Tetapi Paulus mengajarkan yang berbeda dengan pemikiran dunia, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” (Filipi 2:11).
      Perkataan Paulus ini jangan disalahmengerti, bukan berarti kita tidak boleh meningkatkan kekayaan atau harta kita (Amsal 10:4), tentu kita harus bertanggung jawab atas semua talenta yang Tuhan sudah berikan dengan sebaik-baiknya. Namun kita harus sadar bahwa manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya. Kita wajib menerima keberadaan kita sebagaimana yang telah ditetapkan Allah dan menerimanya dengan segala kerendahan hati serta ucapan syukur dengan demikian maka kita akan terhindar dari dosa iri hati.

No comments:

Post a Comment