“Sebab
kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Kor. 6:20
William Wiberforce adalah seorang bangsawan
kaya di Inggris di abad 19. Satu kali ia mengunjungi pasar penjualan
orang-orang yang mau dijadikan budak. Setelah mengamati budak-budak yang
dijual, akhirnya William memutuskan untuk mengambil seorang budak yang paling
buruk, dan bukan saja penampilannya buruk, karakter dan tingkah lakunya juga
sangat buruk dan kasar. Tanpa menawar lagi, William langsung membayar sesuai
dengan yang diminta oleh sang penjual. Selama perjalanan ke rumah, budak ini
berlaku sangat tidak sopan bahkan mengumpat dan meludahi William, begitu pula
setibanya di rumah budak ini tidak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata dan
berlaku kasar.
Melihat apa yang dilakukan budak ini,
William tidak marah melainkan ia berkata: “Tenanglah, dan duduklah.”
Selanjutnya William masuk ke kamarnya dan tidak berapa lama kemudian ia ke luar
dengan memberikan sehelai kertas yang sudah ditandatanganinya seraya berkata:
“Ini adalah surat pembebasanmu, sekarang kamu bebas.” Ketika budak ini menerima
surat pembebasan tersebut ia langsung pergi dan berteriak-teriak dan
mengatakan: “Saya bebas” Namun setelah berjalan beberapa waktu, ia mulai
kebingungan memikirkan jalan hidupnya. Dengan keberadaan dirinya yang seperti
itu untuk hidup di London tentu tidaklah mudah, sedangkan ia tidak memiliki
siapapun saat itu. Akhirnya ia kembali kepada William dan berkata: “Tuan, aku telah Tuan beli dengan harga
yang telah Tuan bayar lunas, sekarang ijinkanlah aku ini menjadi hamba Tuan dan
bolehlah kiranya hamba melayani Tuan di rumah Tuan seumur hidup hamba."
Salib mengingatkan kita akan anugerah Allah
yang besar, dimana Yesus sudah membayar lunas dan membebaskan kita dari budak
dosa dengan darah-Nya yang mahal. Kita bukan lagi budak dosa melainkan
anak-anak Allah yang sudah diampuni dosa-dosanya. Mari kita katakan: “Tuhan Yesus, Engkau sudah membeli hamba dengan
darah-Mu yang mahal, sekarang ijinkanlah hamba untuk mengabdi dan melayani-Mu
seumur hidupku.”
No comments:
Post a Comment