“Dan Allah, yang mengenal hati manusia,
telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh
Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama
sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah
Ia menyucikan hati mereka oleh iman. "
Kis. 15:8-9
Seorang pemuda datang kepada saya dan
mengatakan ia tidak betah tinggal di rumah, dengan alasan bahwa apapun yang ia
lakukan, selalu salah di mata orang tuanya. Dia mengatakan hampir tidak pernah
ada satupun yang dianggap benar oleh orang tuanya, padahal ia sudah berusaha
melakukan yang terbaik. Perasaan selalu dianggap salah juga seringkali terjadi
pada pasangan suami isteri, yang mana selalu dianggap salah oleh pasangannya. Diperlukan
anugerah untuk bisa menerima keberadaan anak-anak dan pasangan hidup kita yang
jauh dari sempurna.
Begitu pula keberadaan kita di hadapan
Tuhan; sebagai manusia berdosa, kita sangat menyimpang dan jauh dari sempurna,
namun karena anugerah Allah maka setiap orang percaya dianggap benar di
hadapan-Nya. Sayangnya ada banyak orang Kristen yang tidak mengerti kebenaran
ini. Mereka masih merasa perlu melakukan banyak hal agar bisa dianggap benar
oleh Tuhan. Hal-hal inilah yang ditentang oleh Paulus, Barnabas (2), Petrus
(7), dan Yakobus (13), dimana ketika itu ada ajaran yang mengajarkan bahwa
orang Kristen masih harus disunat dan menjalankan hukum Musa (5) agar bisa
dianggap benar di hadapan Tuhan.
Para rasul-rasul ini kembali menjelaskan karena
kasih karunia (11) mereka diselamatkan oleh iman (9, Ef. 2:8); ini bukan hasil
usaha manusia jangan ada yang memegahkan diri (Ef. 2:9). Kita dianggap benar
karena pengorbanan darah Yesus di atas kayu salib, bukan karena perbuatan yang
kita kerjakan. Sebaliknya kita diciptakan untuk berbuat baik (Ef. 2:10);
perbuatan baik sudah seharusnya kita lakukan dan tidak ada yang perlu kita
banggakan baik di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Puji nama Tuhan karena
setiap kita yang percaya kepada Yesus, sudah dianggap benar di hadapan Allah. Tuhan
memberkati.
No comments:
Post a Comment