“Adapun kumpulan orang yang telah
percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata,
bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala
sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.”
|
Kis. 4:32
Tanggal 15 April 2013 dunia dikejutkan dengan ledakan bom
di tengah-tengah acara Boston Marathon. Dua bersaudara yaitu Tamerlan dan
Dzhokhar Tsarnaev sebagai tersangka utama dapat diketahui dan ditangkap dalam
waktu kurang dari satu minggu. Dengan didasari
rasa marah dan rasa takut akan peristiwa
ini terulang kembali, serta demi hukum yang ditegakan seadil-adilnya maka
masyarakat setempat, FBI, tentara, dan kepolisian bahu membahu sehati dan
sejiwa berusaha menangkap pelaku secepatnya. Melalui kerja sama ini maka kita
bisa melihat kasus ini bisa diungkap dengan begitu cepat.
Kis. 4:32-37, mengajarkan hal yang sama, pada saat jemaat
mula-mula diperhadapkan dengan masalah, khususnya masalah kebutuhan mereka
sehari-hari, maka mereka saling tolong menolong satu dengan yang lainnya. Yang
kuat menolong yang lemah dan yang kaya menolong yang miskin. Hanya saja yang mendasari jemaat mula-mula melakukan
semua ini berbeda dengan tragedi di Boston. Jika di Boston mereka saling membantu
satu dengan yang lainnya karena didasarkan
pada rasa marah, rasa takut serta demi ditegakkannya keadilan maka dalam jemaat
mula-mula mereka melakukannya karena didasari
oleh anugerah yang telah mereka terima dari Allah.
Jemaat mula-mula tahu bahwa mereka diselamatkan oleh karena
anugerah Allah; mereka menolak dan membunuh Yesus namun justru Allah mengampuni
dan menyelamatkan mereka. Sama seperti Yesus yang tidak mementingkan diri-Nya
sendiri namun mengorbankan diri-Nya karena mengasihi manusia berdosa maka
jemaat mula-mula melakukan hal yang sama dengan Yesus, yaitu tidak lagi
mementingkan diri sendiri saja melainkan juga mementingkan kepentingan sesama
dengan membagikan kasih.
Sudah seharusnya jemaat yang tergabung dalam gereja saling
memperhatikan dan mengasihi, sehingga menjadi teladan bagi orang-orang belum
percaya. Ini saatnya kita mengembalikan citra kasih di dalam gereja dengan
demikian maka Injil diberitakan melalui perbuatan kasih.
No comments:
Post a Comment