“Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan
dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”
Pengkhotbah 4:12
Kita tiba di dalam pembahasan pintu gerbang yang ketiga,
yaitu Pintu Gerbang Lama, yang dikutip dalam Kitab Nehemia 3:6-12. Pintu
gerbang ini diperbaiki oleh hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari orang-orang
biasa, para pengusaha (tukang emas), apoteker (juru campur rempah-rempah), para
pejabat atau penguasa wilayah, orang tua, anak-anak, laki-laki maupun
perempuan. Sungguh ini merupakan kerja sama yang baik, tanpa menghiraukan
status, jenis kelamin, usia dan latar belakang satu dengan yang lainnya, mereka
bahu membahu membangun dan memperbaiki tembok ini. Mereka semua melakukan ini
karena mereka menyadari bahwa pembangunan dan perbaikan tembok dan gerbang
Yerusalem merupakan tanggung jawab serta kepentingan bersama.
Dalam hal ini kita kembali diingatkan bahwa pembangunan dan
perbaikan merupakan tanggung jawab bersama, perbedaan yang tidak seharusnya
menghalangi kesatuan dan kerja sama di antara kita. Sebagai anggota keluarga,
suami, isteri dan anak-anak harus terlibat di dalam membangun keluarga yang sehat,
begitu pula sebagai jemaat, berapapun usia kita, laki-laki atau perempuan,
apakah kita kaum pengusaha, kaum profesional, ibu rumah tangga, ataupun pelajar
mari kita bersatu membangun gereja-Nya. Mari kita bersatu saling mengisi dan
menguatkan, tanpa saling menyalahkan sebaliknya justru merendahkan diri satu
dengan yang lainnya demi kepentingan keluarga dan gereja kita.
Keuntungan lainnya jika kita semua bisa bersatu dan bekerja
sama adalah terwujudnya “pintu gerbang dan tembok yang kokoh” yang bisa membendung
serangan dari musuh-musuh (Iblis) kita yang terus berusaha memecah belah dan
membinasakan kita. Seperti ayat hafalan kita minggu ini (Pengkhotbah 4:12) ,
jika kita berdiri sendiri, maka kita akan mudah dikalahkan si Iblis, sebaliknya
jika kita berdua atau bertiga (banyak) maka kita tidak mudah dikalahkan.
Lupakan perbedaan yang ada di antara kita dan fokus kepada
kesatuan maka kita menjadi kuat, seperti kata pepatah: “BERSATU KITA TEGUH DAN
BERCARAI KITA RUNTUH”.
No comments:
Post a Comment