“Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”
Filipi 1:8
Minggu ini kita memasuki pembahasan Pintu Gerbang Lebak,
sekalipun hal yang berkaitan dengan pintu gerbang ini hanya dituliskan dalam
satu ayat namun gambaran dari pintu gerbang ini tidak kalah pentingnya
dibandingkan dengan pintu gerbang-pintu gerbang lainnya. Pintu Gerbang Lebak adalah
bagian dari tembok yang memanjang menuruni lembah yang memanjang hingga pintu
gerbang sampah sejauh 1500 feet. Sesuai dengan letaknya di lembah dan dataran
yang rendah maka Pintu Gerbang Lebak menggambarkan kerendahan hati.
Kerendahan hati merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, tanpa adanya kerendahan hati tidak seorangpun dapat berjumpa
dengan TUHAN yang maha kudus. Orang yang rendah hati akan menyadari betapa
berdosa dan tidak layak dirinya di hadapan Allah yang maha kudus. Sebaliknya
orang yang tinggi hati merasa bahwa dirinya “baik” di hadapan Allah sehingga ia
merasa dosa-dosanya tidak diampuni.
Kerendahan hati juga sangat diperlukan bagi setiap kita
selaku tubuh Kristus; hanya dengan merendahkan hati maka kita dapat bekerja
sama satu dengan yang lainnya. Kerendahan hati membawa setiap kita menjalin
kasih, dengan mengutamakan kepentingan orang lain dan menganggap orang lain
lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:2-4).
Keberhasilan pembangunan tembok dan pintu gerbang Yerusalem
dikarenakan sejak awal Nehemia sudah merendahkan hatinya datang kepada Allah
untuk meminta pengampunan dan pertolongan Allah. Selanjutnya penduduk Yerusalem
bekerja sama dengan segala kerendahan hati saling membantu dan saling
melengkapi dengan mengutamakan kepentingan bersama.
Mari kita terus belajar untuk senantiasa berjalan dengan
segala kerendahan hati di hadapan Allah yang maha kudus. Senantiasa datang
kepada-Nya untuk meminta pengampunan akan dosa-dosa yang kita telah perbuat dan
tidak henti-hentinya bergantung sepenuhnya kepada-Nya, karena kita tahu tanpa
pertolongan-Nya maka kita tidak bisa melangkah. Juga saling merendahkan hati
dengan sesama kita untuk “membangun” gereja-Nya. Amin.
No comments:
Post a Comment